Gorontalo – Kapolres Gorontalo Kota AKBP Ardi Harananto memastikan tidak ada tindakan kekerasan oleh kepolisian terhadap mahasiswa saat membubarkan aksi unjuk rasa (Unras) di bundaran saronde, Kota Gorontalo, Jumat (9/9/202) malam.
“Kita kasih peringatan kepada massa aksi, kita tidak mendorong, tidak menggunakan kekerasan, namun hanya imbauan dan peringatan saja,” tegas AKBP Ardi Rahananto.
AKBP Ardi Rahannto sendiri mengatakan, kepolisian terpaksa membubarkan para pendemo, sebab massa aksi tidak mengindahkan imbauan kepolisian yang meminta pendemo untuk membubarkan diri karena melewati batas waktu unjuk rasa.
“Sesuai dengan aturan pukul 18.00 Wita, aksi Unras sudah selesai, sehingga kita melakukan imbauan, peringatan sehingga mereka mau membubarkan diri,” lanjut Ardi.
Dalam mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa yang menolak kenaikkan harga BBM kali ini, Kepolisian menerjunkan sedikitnya 624 personil kepolisian.
“624 personil yang dikerahkan dari Polsek, dari polres Gorontalo kota, dan ada bantuan dari polres sekitar kota dan dari Polda,” pungkas AKBP Ardi Rahananto.
Sebelumnya, Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Helmy Santika, SIK meminta kepada seluruh personil yang melakukan pengamanan demo, untuk bersikap humanis dan tidak perlu membawa senjata Api.
“Mereka itu adik-adik kita, penyampaian aspirasi ataupun pendapat didepan umum itu dilindungi undang-undang,” tegas Kapolda Irjen Pol. Helmy Santika, SIK.