Gorontalo – Apa yang dilakukan oleh Mahasiswa dari Kampus Universitas Pohuwato layak diacungi jempol.
Pasalnya aksi penolakan kebijakan menaikan harga BBM, disampaikan oleh mahasiswa di ruang sidang DPRD Kabupaten Pohuwato.
Adapaun yang menjadi tuntutan massa aksi yaitu menolak keputusan Pemerintah terkait kenaikan Harga BBM karena dianggap mengorbankan kondisi Ekonomi Rakyat Indonesia terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku Usaha Mikro Kecil menengah UMKM yang belum sepenuhnya pulih dari terapan Covid-19.
Kedua massa aksi meminta kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini DPRD Kabupaten Pohuwato untuk segera merancang dan menerbitkan PERDA terkait BBM bersubsidi.
Ketua DPRD Pohuwato Nasir Giasi yang menerima massa aksi mengatakan kenaiakan harga BBM merupakan kebijakan pemerintah karena menyesuaikan dengan kondisi keuangan negara serta harga minyak dunia yang semakin tinggi.
Selaku pemerintah daerah berusaha mengontrol kenaikan harga bahan Pokok di daerah agar tetap stabil yang diakibatkan imbas dari kanaikan harga BBM yang terjadi saat ini.
“Pemerintah Daerah akan melakukan menambah pembangunan Pertashop pada beberapa titik di wilayah Kab. Pohuwato guna memenimalisir terjadinya antrian – antrian pada setiap SPBU,” ujar Nasir Giasi.
Kemudian juga pemerintah Daerah akan tetap membantu masyarakat lewat Pemberian BLT yang merupakan program pemerintah pusat terkait dengan kenaikan harga BBM yang terjadi.
“Kami juga meminta masyarakat untuk melaporkan apabila ada dan mendapati penimbun BBM untuk di proses secara hukum,” ungkap Nasir Giasi dalam ruangan sidang DPRD.
Usai menyampaikan aspirasnya di DPRD Pohuwato dan kantor Bupati Pohuwato massa aksi kemudian membubarkan diri.
Jalannya Aksi Unras BEM UNIPO mendapatkan pengamanan dari Pihak Polres Pohuwato.