Gorontalo – Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Helmy Santika, SIK menggelar nonton bareng (Nobar) Film “Uti Deng Keke” di XXI City Mall Gorontalo dengan mengajak perwakilan mahasiswa Gorontalo maupun Mahasiswa asal Papua yang kuliah di Gorontalo serta organisasi pemuda KNPI bergabung bersama siswa SPN dan personel Polda Gorontalo. Kamis (8/12).
Kegiatan Nobar tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap film karya anak bangsa sekaligus untuk memberikan stimulus perfilman nasional juga mendorong para pemuda-pemudi Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Gorontalo untuk bisa produktif salah satunya menghasilkan karya di bidang seni perfilman.
Kapolda Helmy dihadapan awak media mengatakan perlunya memberikan support bagi produk-produk film dalam negeri sebagai bagian dari dukungan kepada pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional.
“Film Uti Deng Keke ini banyak menampilkan suasana alam di wilayah Provinsi Gorontalo dan banyak melibatkan artis lokal, artinya ini sangat bagus sebagai sarana promosi sekaligus menunjukkan bahwa Provinsi Gorontalo memiliki banyak potensi selain itu dilihat dari para pemainnya yang didominasi anak remaja, tentu ini akan memotivasi bagi para pemuda pemudi Gorontalo untuk bisa berkarya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi,”Ujar Helmy.
Lebih lanjut Helmy mengatakan bahwa Film Uti Deng Keke ini merupakan jenis film yang sederhana namun syarat akan makna dan toleransi beragama serta kebhinekaan.
“Ada film yang membutuhkan kita berfikir untuk mengetahui maksudnya, namun film Uti Deng Keke ini sangat sederhana, mudah dipahami namun syarat dengan makna, yakni ada nilai-nilai adat budaya, toleransi beragama serta kebhinnekaan, juga menghargai perbedaan,”Kata Jenderal Bintang Dua tersebut.
Selanjutnya Helmy juga menjelaskan alasan mengajak para mahasiswa dan juga organisasi pemuda KNPI nonton bareng bersama personel Polda Gorontalo selain memberikan support juga sebagai sarana pembelajaran kearifan lokal dan kebhinnekaan.
“Kami punya program pembelajaran kearifan lokal bagi personel Polri yang kita laksanakan bekerja sama dengan UNG, melihat adanya nilai-nilai adat budaya Gorontalo yang terkandung dalam Film ini dan juga nilai kebhinnekaan, maka hari ini kami sengaja mengajak para mahasiswa termasuk mahasiswa asal Papua beserta ormas pemuda untuk duduk bersama dengan personel Polda Gorontalo, harapannya nilai-nilai adat budaya serta kebhinnekaan tersebut bisa dimaknai oleh mereka dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,”Ujar Helmy.
Terakhir Helmy mengajak seluruh pihak untuk turut mensukseskan film karya anak bangsa Uti Deng Keke ini dengan menggelar nonton bareng.
“Yang belum nonton ayo segera nonton , kalau bukan kita siapa lagi yang akan memberikan support apalagi film ini berlatar Provinsi Gorontalo,”Kata Helmy.
Film yang disutradarai oleh Billy Noval dan dibintangi oleh Mongol Stres, Lana Victoria, dan beberapa aktor lokal asal Gorontalo seperti Didi Roa, Tanta Lala dan lain-lain mengambil latar tempat di Gorontalo.
Film ini mengisahkan tentang persahabatan yang dijalani oleh empat remaja yang dari kecil sudah bertekad untuk meraih cita-cita yang telah mereka ikrarkan di sebuah puncak bukit kecil.
Mereka adalah Meriam, Umar, Ruslan, dan Daniel. Meriam adalah anak tunggal seorang perwira Angkatan Laut yang pindah tugas dari Minahasa ke Gorontalo.
Di tampatnya yang baru itu, Meriam bersahabat dengan anak-anak dusun yang berada di Gorontalo.
Sebetulnya orangtua Meriam, terutama mamanya sangat tidak memperbolehkan anak tunggalnya itu bergaul dengan anak-anak dusun tersebut, akan tetapi Meriam membandel.
Justru bergaul dengan ketiga anak itu dia merasa mendapatkan saudara yang begitu setia kawan dan mereka bersahabat dengan saling menghormati. Film ini kaya akan nilai-nilai adat dan kebhinnekaan serta persatuan dan kesatuan bangsa.