Gorontalo – Puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra kampus menggelar aksi di Bundaran Saronde Kota Gorontalo memperingati Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional.
Adapun yang menjadi tuntutan massa aksi yaitu, Berikan pendidikan gratis, ilmiah dan tidak diskriminatif terhadap kaum perempuan, Hapuskan budaya Patriarki, Sahkan RUU PPRT, Tolak KUHP baru, Tolak PERPPU Cipta Kerja.
Laksanakan UU TPKS sesuai dengan harapan perlindungan terhadap kaum perempuan, Hapuskan diakriminasi hak-hak bagi kaum perempuan di tanah Papua, Stop perundungan anak dan perempuan.
Istiyana Iyou dalam orasinya menyampaikan kaum perempuan tidak boleh takut, setiap perempuan harus berani melawan diskriminasi.
“Dunia pendidikan bagi perempuan banyak terjadi pelecehan dan diskriminasi. Dalam dunia politik, perempuan dibatasi sebanyak 30 % untuk menjadi anggota legislatif,” seru Istiyana dalam orasinya.
Kemunculan momentum Internasional Women Day, tidak terlepas dari kondisi ekonomi politik di belahan dunia.
Bermula pada sebuah gerakan masyarakat khususnya kaum buruh melakukan pemogokan, untuk menuntut upah yang layak dan pemangkasan jam kerja yang terlalu panjang. Situasi itu, tercermin dalam gerakan tahun 1908 di New York Amerika Serikat.
Aparat kepolisian terpaksa membubarkan massa aksi sekitar pukul 18.10 Wita, karena sudah melewati batas waktu ketentuan dalam menyampaikan pendapat didepan umum.
Hingga selesai, aksi unjuk rasa berlangsung aman dan tertib.