Gorontalo – Duka mendalam masih menyelimuti keluarga besar Polda Gorontalo pasca tragedi kematian salah satu Personil Polda Gorontalo Briptu RF yang mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.
Tak terkecuali bagi keluarga Briptu RF yang datang dari kampungnya (Semarang) menjemput jenazah, Minggu (26/03/2023).
Melihat kondisi ponakannya yang terbujur kaku di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Gorontalo, membuat Sutiman (Paman Korban) beberapa kali jatuh syok berat hingga tak mampu berdiri.
Keadan tersebut tak di biarkan begitu saja oleh Tim Psikologi Biro SDM Polda Gorontalo, dengan cekatan tim psikologi langsung memberikan pendampingan kepada beberapa keluarga korban yang mengalami trauma berat akibat insiden tersebut.
Karo SDM Polda Gorontalo KBP. Agus Nugroho,SIK,MH melalui Ps. Kabag Psikologi Kompol Joko Suseno, S.Psi, M.Psi Psikolog mengatakan, tim melakukan pendampingan dalam rangka trauma healing kepada keluarga korban.
“Hal ini perlu dilakukan agar kesedihan mereka tidak akan berlarut larut dalam kesedihan”.
Seperti diketahui, Pasca tragedy meninggalnya Briptu RF, sebanyak enam orang perwakilan keluarga korban datang menjemput jenazah masing masing Maskuri (Paman Korban), Sutiman (Paman Korban), Edy Siswoyo (Paman Korban), Ria Novita Sari (Adik Korban), Ahmad Basari (Ipar Korban) serta Ryan E. Ahcmad (Adik korban).
Mereka menyatakan menolak autopsi terhadap jenazah karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan alias murni bunuh diri.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil visum luar yang di lakukan oleh Tim Labfor Mabes Polri AKBP. dr. Wahyu,Sp.F didampingi dr. Heri Mundung,SP.F, Dokter special dari Rumah Sakit Bumi Panua, Pohuwato.